15 Tahun Lalu, Razak harus dihukum penjara kerana tidak sengaja melanggar seseorang dan akhirnya harus dihukum 15 tahun penjara. Selama 15 tahun ini, orang tuanya tidak pernah datang melihatnya, bahkan isterinya yang baru menikah setahun dengannya pun sama sekali tidak pernah berkunjung.
Razak tahu orang tuanya pasti marah besar kerana dia merusak keluarga. Sedangkan isterinya, dia begitu lama di penjara, dia rasa isterinya pasti sudah menikah lagi dengan orang lain.
Hari itu, dia berdiri di depan penjara sangat lama, baru akhirnya mengangkat tas bagnya melangkah lagi ke tempat yang sepertinya sangat dia kenal, namun juga sangat asing. Dia pulang ke rumahnya, namun siapa sangka ternyata di dalamnya bukan keluarganya. Menurut penghuni rumah itu, dia membeli rumah itu 14 tahun lalu.
Rumahnya sudah dijual, Razak hanya mampu merenung di depan pintu rumahnya dengan sangat lama. Kemana perginya kedua orang tuanya? Kemana dia harus mencari mereka?
Saat itulah ia teringat rumah tua milik orang tuanya di desa, dia merasa harusnya orang tuanya akan pulang ke sana. Akhirnya Razak pergi mencari teman lamanya untuk meminjam duit.
Siapa sangka temannya juga sudah tidak tinggal di tempat yang sama. Kerana kebingungan, akhirnya Razak hanya mampu mencari pekerjaan untuk mendapatkan duit agar mampu membeli tiket ke desa. Tapi kerana dirinya baru keluar dari penjara, tidak ada tempat yang mau memberinya pekerjaan, sampai akhirnya Razak hanya mampu menjadi buruh bangunan.
Setengah bulan kemudian, dia mendapatkan gajinya dan langsung membeli selembar tiket pulang ke desanya.
Waktu turun dari bus, dia melihat ke sekitar. Ini adalah rumah lama yang tak pernah ia datangi selama lebih dari 15 tahun. Dia kemudian perlahan melangkah sampai ke depan rumahnya, namun ia tidak berani masuk. Akhirnya ia hanya diam di depan rumah, sampai ada seorang remaja yang memperhatikan dia, kemudian bertanya siapa dia.
Razak terkejut, kemudian dia melihat anak remaja itu.. Usianya mungkin baru 14 tahun, dia menggendong tas sekolah. Setelah terdiam sejenak, ia bertanya apakah rumah ini adalah rumah bapak Sudin, ayah Razak.
Remaja tadi mengangguk, baru saja ia mau mengatakan sesuatu, tiba-tiba pintu rumah dibuka, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah, usianya kurang lebih 40 tahun. Melihat remaja tadi, dia melambaikan tangan, 「Nak, itu siapa? Mama udah bilang berapa kali jangan banyak ngomong sama orang asing..」
Razak langsung mengenali suaranya, dia berputar, ternyata isterinya berdiri di sana. Istri Razak, Hasmah sudah tidak muda seperti dulu, bahkan dari wajahnya dia kelihatan kusam dan kelelahan, rambutnya bahkan sudah beruban. Razak tidak mampu menahan dirinya, dia langsung berteriak… 「Hasmah..!」
Hasmah memandang Razak sekian lama, baru melangkah keluar dan menggenggam tangannya. Tanpa sepatah katapun, ia menangis, remaja laki-laki tadi sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.
Di sanalah Razak bertemu dengan isterinya, bahkan baru tahu kalau anak remaja itu adalah putranya. Ibu razak terbaring di atas ranjang, sudah tidak mampu melakukan apa-apa. Hidup ibunya kini bergantung pada isteri Razak, Hasmah. Hasmah yang merawat anak dan ibunya selama ini, sedangkan ayah Razak meninggal dunia tidak lama setelah Razak masuk penjara kerana kecelakaan.
Ternyata, 15 tahun ini, banyak sekali kejadian yang tidak ia ketahui. Ibunya pengsan waktu tahu Razak masuk penjara, dia koma dan tidak mampu sedar lagi, kini dia menjadi manusia yang tak mampu sadarkan diri. Demi merawat sang ibu, Hasmah menjual rumah mereka dan kembali ke desa. Sambil merawat ibu mertua, Hasmah yang sedang hamil besar juga harus bekerja.
Setelah Razak masuk penjara, Hasmah baru mengetahui kehamilannya. Siapa sangka tidak lama kemudian ayah mertuanya meninggal, sedangkan ibu mertuanya masih dirawat di rumah sakit. Dia tidak punya waktu untuk menjenguk Razak. dia sibuk merawat ibu mertuanya sampai pindah ke desa. 15 tahun berlalu, Hasmah bahkan suka merasa bersalah kerana tidak pernah menjenguk Razak.
Sejak saat itulah, setiap harinya, Razak selalu bekerja keras demi isteri, ibu dan putranya. Kini seberapa lelah pun, dia merasa amat bahagia, dia memiliki seorang isteri luar biasa yang mengorbankan masa mudanya demi keluarganya.
Anaknya hanya melihat dari samping, bahkan tak sanggup memanggilnya papa, namun Razak tidak patah semangat, ia selalu membina hubungan secara perlahan dengan putranya.
3 tahun kemudian, Razak berhasil membeli sebuah rumah yang lebih layak bagi ibu dan isterinya, dia juga berhasil menyentuh hati anaknya dengan segala perbuatannya. Saat itulah pertama kalinya putranya memanggilnya papa, itu merupakan hadiah yang sangat besar bagi Razak. Razak merasa hidupnya sekarang sangatlah bahagia, segala yang ia dapatkan sekarang, itu adalah pengorbanan sang isteri.
sumber : coco
KASIHAN!! 99% Tubuh Budak Ini Melecur Terbakar, Namun 13 Tahun Kemudian Terbongkar Rahsia Tak Terduga Dibalik Kejadian itu!
Tak sangka kisah tragis yang terjadi pada tahun 1998 akhirnya terbongkar juga!
Tepatnya pada tahun 1998 seorang anak 8 tahun bernama Robbie Middleton, menjadi korban luka bakar tahap 3, iaitu tahap luka bakar yang paling serius, umumnya penderita tidak akan merasakan nyeri (mati rasa), akibat saraf yang mati. Luka dapat memengaruhi otot, tulang dan akan menimbulkan bercak putih pada kulit (dapat terjadi secara permanen).
Robbie yang tinggal di Texas, Splendora pada hari ulang tahunnya yang ke-8 pergi keluar rumah, siapa sangka dibakar dan disiksa seseorang, 99% bagian tubuhnya terbakar, kata doktor kalaupun bisa bertahan hidup itu berarti mujizat!
Seluruh wajahnya hancur, dan telah menjalankan pembedahan plastik menggunakan kulit buatan sekitar 200 kali, akhirnya ia dapat bertahan hidup 13 tahun lagi… walaupun tampangnya menjadi berbeda dengan orang lain.
Namun ibunya berkata, ia adalah anak yang sangat optimis, bahkan dia sering membantu sesama dan mengikuti banyak acara pertolongan anak yang terkena luka bakar seperti dia sendiri. Robbie juga tidak pernah menyalahkan orang lain.
Dia sering mengatakan bahwa “masa lalu, biarlah berlalu. Semua orang harus belajar untuk memaafkan orang lain!”
Tahun demi tahun Robbie bertumbuh menjadi anak remaja yang telah melewati banyak penderitaan dan tantangan, namun dia tidak pernah putus asa dalam memperjuangkan hidupnya. Walau demikian pada tahun 2011 dia meninggal dunia di usia 21 tahun karena terkena kanker kulit akibat berulang kali menjalankan pembedahan plastik pemindahan kulit buatan…
Sebelum dia meninggal akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka semua rahsia yang tersimpan selama 13 tahun ini, dia memberitahukan pelaku yang membakarnya bernama Dan Collins saat itu pelaku berusia 13 tahun, ternyata 1 minggu sebelum kejadian Robbie terkena luka bakar dia terlebih dahulu diliwat di hutan yang tidak ada orangnya, 1 minggu kemudian dia dipanggil Dan Collin untuk bertemu lagi di hutan, parahnya bukan lagi diliwat, tapi disiram minyak mentah dan dibakar.
Setelah kejadian menggenaskan ini sebenarnya pada tahun 2001 pihak polis sudah mengetahui pelakunya dan saat Robbie dirawat di rumah sakit dia pernah ditanya pihak polis tentang kejadian ini namun karena dia takut Dan Collin akan balas dendam, maka dia memilih untuk tetap diam. Menutupi semua kenyataan ini!
Hal ini membuat kedua orangtuanya sangat sedih, akhirnya mereka menuntut atas kejadian ini ternyata bukan sebuah kecelakaan.
Mereka mendapat pampasan dengan jumlah tertinggi di Amerika Serika dengan 150 Juta Dolar Amerika, dan Dan Collins akhirnya dihukum penjara selama 40 tahun!
Sungguh mengganaskan… untung kenyataan yang sebenarnya telah terbongkar! Yakin dan percaya bahwa Robbie sudah hidup tenang di sana tanpa penderitaan apapun!
Sumber: Dailymail / RewindThepast via Kisahbenar
from Kaki Trending http://ift.tt/2g9MpVr
0 Comments