LELAKI INI LUMPUH AKIBAT KEMALANGAN DAN ISTERINYA MENINGGAL. LEBIH MENYEDIHKAN APABILA DIA TAU PUTERINYA BERUSIA 6 TAHUN JUGA DIBAWAK LARI ORANG TAPI RUPANYA..

Saat puteri saya berusia  6 tahun, saya dan isteri memutuskan untuk pergi ke Selatan mengambil stok buah untuk dijual di sini (Utara). Karena saya dan isteri sering bolak balik Utara- Selatan, puteri kami pun dititipkan kepada mertua.

Namun satu kali, ketika saya dan isteri sudah mau berangkat ke Selatan, puteri kami sangat rewel ingin ikut. Karena ia terus menangis dan berteriak, saya pun memarahi dan menyuruhnya diam. Saat ini, mertua langsung memarahi saya karena sebenarnya puteri kami hanya ingin ikut bersama dengan orangtuanya.

Tapi saya sudah sangat marah saat itu sehingga saya tidak mempedulikan mereka.

Saya dan isteri tetap berangkat ke Selatan sesuai rencana, namun di tengah perjalanan, tiba- tiba terdengar suara ketukan kotak peralatan dari bagasi kereta. Kotak tersebut terus berbunyi sampai akhirnya di tengah jalan isteri saya memutuskan untuk mengecek.

Akhirnya saya pun berhenti di tengah jalanan hutan yang sepi dan isteri saya turun untuk melihat bagasi. Setelah semuanya selesai, baru saja isteri mau kembali ke kursi depan, tiba- tiba sebuah truk datang dari belakang dan melanggarnya!

Saya kaget dan langsung keluar dari kereta, namun siapa yang sangka, barang angkutan truk tersebut berjatuhan dan saya tertimpa! Saat itu saya tak sadarkan diri, begitu bangun, saya sudah terbaring di rumah sakit dan kaki saya lumpuh total!

Lalu, bagaimana dengan isteri saya? Ya, dia mati di tempat saat kecelakaan  terjadi.

Beberapa hari setelah kecelakaan, makcik dan mertua saya pun datang ke rumah sakit, namun siapa sangka yang mereka bawa ternyata mimpi terburuk saya! puteri tunggal saya yang baru berusia 6 tahun menghilang! Ketika mendengar kabar ini, saya sudah ingin pun tidak tahu pergi ke mana?

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, mertua saya mulai sakit- sakitan. Sejak kecelakaan terjadi, makcik lah yang merawat saya. makcik terlihat sangat sibuk, selain merawat saya, ia juga harus menjaga mertua. Tubuhnya menjadi kurus kerontang…

Di satu sisi, saya juga masih memikirkan anak, saya sangat ingin keluar rumah untuk mencarinya, namun entah mengapa, makcik selalu melarang. Ia hanya mengatakan, bila saat  di luar nanti terjadi sesuatu pada saya, ia tidak tahu harus bilang apa pada ibu mertua. Akhirnya, saya pun hanya bisa diam di rumah dan mencari puteri saya dengan memposting di internet.

Sejak sakit, ibu mertua selalu berbicara sendiri, setiap malam ia juga selalu  berteriak nama puteri saya.  Mendengarnya benar- benar hampir membuat kepala saya pecah!

12 tahun kemudian, keadaan mertua memburuk sampai sekarat. Pada saat- saat sebelum meninggal, mertua terus memeluk bantal puteri kecil saya, menatap saya dan meminta maaf, “Maafkan ibu! Seharusnya ibu tidak membiarkan kamu dan isterimu pergi ke Selatan saat itu! Maafkan Ibu!”.

Setelah mengatakan kalimat ini, ibu mertua pun menghembuskan nafas terakhirnya… Saat ini, makcik hanya bisa menangis keras di samping ranjang.

Setelah ibu mertua pergi, saya pun langsung bertanya pada makcik apa yang dimaksud ibu mertua, mengapa ia terus- terusan minta maaf dan menyebut nama puteri saya? Akhirnya saat ini, makcik pun menceritakan kejadian sebenarnya!

Ternyata 12 tahun yang lalu, saat saya memarahi puteri saya yang rewel, isteri dan ibu mertua saya tidak  tega dan berencana ingin diam- diam membawanya ke Selatan. Karena itu, tanpa sepengetahuan saya, isteri dan mertua pun menyembunyikan puteri dalam bagasi kereta.

Namun di tengah jalan, mungkin puteri saya mengantuk, lalu akhirnya tidak sengaja masuk ke dalam kotak peralatan dan terkunci di sana. Saat ia sudah bangun, ia pun mengetuk dinding kotak tersebut karena ia tidak bisa keluar, ternyata inilah penyebab mengapa bagasi kereta terus mengeluarkan suara…

Di tengah perjalanan, isteri saya menawarkan diri untuk mengecek bagasi, ternyata ia ingin menghibur anak saya… Tapi siapa yang menyangka, saat ingin kembali, nyawa isteri saya malah hilang karena kecelakaan.

Setelah mendengar kabar kecelakaan, mertua dan makcik langsung cepat- cepat mencari anak saya, namun apa daya semuanya sudah terlambat, saat ditemukan, anak saya sudah meninggal di dalam kotak karena kekurangan oksigen! Karena takut saya semakin sedih, makcik dan mertua menyembunyikan kenyataan ini dari saya selama 12 tahun!

Ternyata semua ini salah saya! Andai saja saat itu saya yang pergi mengecek bagasi, pasti anak saya sudah akan selamat. Andai saya saat itu saya tidak marah, isteri dan mertua saya pasti tidak akan diam- diam menyembunyikan anak saya di bagasi kereta! isteri saya tidak berani mengeluarkan anak dari dalam kotak juga semuanya karena saya!

Saya tidak menyangka, ternyata yang membawa kehancuran hidup adalah diri saya sendiri…!

Jadilah orang tua yang bijak. Karena bagaimana pun juga, sesibuk apa pun juga, anak tetap membutuhkan banyak waktu bersama orang tua untuk pertumbuhannya.. Menyesal di kemudian hari tidaklah ada gunanya! Semoga kisah ini dapat membuka pikiranmu dan jangan lupa bagikan ke teman- temanmu, ya!

sumber: BH

……………………………………………..

[ Artikel Trending di Bawah ]

ORANG KAYA INI MEMBERIKAN DUIT 2 RIBU KEPADA SEORANG PENGEMIS JALANAN! KERANA RASAKAN DIRINYA DITIPU, DIA PUN MENCARI RUMAHNYA, NAMUN DIA TERKEJUT DENGAN APA YANG DILIHAT..

Orang Kaya Ini Memberikan Duit 2 Ribu Kepada Seorang Pengemis Jalanan! Kerana Rasakan Dirinya Ditipu, Dia Pun Mencari Rumahnya, Namun Dia Terkejut Dengan Apa Yang Dilihat..

Encik Razak tahun ini berusia 50 tahun, ia memiliki sebuah perusahaan konstruksi yang sangat besar. Sebagai seorang jutawan, banyak orang yang mengaguminya.

Namun ada satu hal yang membuat ia sangat khawatir, putranya yang berumur 22 tahun tidak mau belajar dan tidak memiliki keahlian apa-apa. Kerjaannya seharian hanya pergi berlibur bersama teman-temannya. Setengah tahun yang lalu dia ditangkap oleh polisi dan dimasukkan ke rehabilitasi karena ditemukan memakai narkoba dalam sebuah pesta malam.

Minggu lalu ia baru saja pulang ke rumah, dan langsung meminta uang kepada ayahnya untuk pergi bersenang-senang. Encik Razak sangat marah dan menghentikan semua akses kartu kreditnya, ia mengurungnya dalam rumah.

Rahim sangat tidak senang seraya terus melototi muka ayahnya, dan dengan nada tinggi Rahim berkata, “saya akan menjual kereta yang ada di rumah, jika kamu tidak memberikan saya uang”. Encik Razak menjawab putranya, “minggu depan ikut ayah bersama-sama ke kampung, setelah itu ayah akan menuruti seluruh permintaanmu. Apa yang kamu mau akan kuberikan.”

Rahim pun tersenyum sambil menyetujui perkataan ayahnya.

Seminggu setelahnya, Encik Razak membawa putranya ke kampung, dengan menaiki kereta api. Rahim sangat heran, mengapa tidak membawa kereta malah naik kereta api. Ia teringat kata ayahnya beberapa hari lalu yang menyuruhnya untuk membawa baju yang sederhana saja.

Encik Razak melihat wajah putranya, dan mengingat masa-masa saat ia masih umur segitu. Ia sudah harus pergi ke Surabaya sendiri untuk mencari kerja.

Bekerja di sebuah perusahaan mesin setiap hari selama 15 jam dan sering dimarahi atasan. Setelah bekerja selama 3 tahun, barulah ia menjadi karyawan tetap. Dalam perjalanannya Encik Razak selalu melihat keluar jendela mengingat masa mudanya yang begitu pahit, berusaha sekuat tenaga untuk menghidupi anaknya kelak namun tidak menyangka masa muda anaknya yang sekarang malah seperti ini.

Selain berlibur-berliburan, juga pergi berpesta bersama dengan teman-temannya. Setelah beberapa saat Rahim memberi tahu kepada ayahnya bahwa ia lapar. Encik Razak mengeluarkan roti dari tasnya dan menaruhnya di depan anaknya.

Melihat makanan seperti itu, Rahim pun tidak menyentuh sedikitpun. Encik Razak hanya tersenyum tanpa berkata apapun, sambil tetap melihat ke arah jendela, ia memakan rotinya sendiri.

Matahari pun mulai terbenam Rahim dibangunkan oleh rasa laparnya. Ia melihat seorang buruh yang duduk diseberangnya sedang asyik makan mie instan.

Buruh tersebut pun datang menghampiri Rahim dan menawarkan mie instannya, sambil menatap bajunya yang sangat lusuh tersebut, Rahim langsung memalingkan wajahnya. Melihat kelakuan Rahim seperti ini, Encik Razak pun menggelengkan kepalanya.

Sekali lagi, ia mengeluarkan roti dari tasnya dan memberikannya kepada Rahim. Rahim langsung mengambil roti tersebut dan memakannya, begitu pula dengan roti-roti setelahnya.

Saat kereta berhenti dan sampai di tujuan, Encik Razak memanggil Rahim untuk turun. Tidak jauh dari stasiun kereta tersebut, mereka melihat banyak orang yang sedang berkerumun, mereka berdua pun pergi dan melihat apa yang ada di sana.

Ternyata beberapa kerumunan orang itu sedang mengelilingi seorang wanita berusia 30 tahunan yang sedang menggendong anaknya yang cacat dan tidak memiliki tangan. Wanita itu terus menundukkan kepalanya, tanpa melihat kerumunan di sekitarnya.

Di depannya ada sebuah kotak yang berisikan beberapa uang receh. Di atasnya dituliskan ‘untuk anak yang cacat’, lalu disampingnya tertera KTP dan nomor telepon ibu tersebut.

Melihat wanita ini, Rahim langsung mengatakan kepada ayahnya bahwa wanita ini pastilah penipu. Banyak sekali yang menjadi pengemis di dekat Stasiun Kereta Api, seolah-olah tidak memiliki kaki dan tidak memiliki tangan. Encik Razak menatap dengan sangat lama KTP yang ada di samping kotak tersebut, anak yang cacat itu pun melihat kearahnya.

Ia menjadi teringat ketika ia masih kecil, keluarga mereka sangat miskin dan tidak ada apa-apa. Suatu hari ada seorang pengemis yang mengetuk rumah mereka, ibunya sambil menangis memberikan semangkuk penuh nasi dan sup kepada pengemis tersebut.

Encik Razak mengelus ngelus kepala anak tersebut, ia mengeluarkan uang 10.000 yuan dari dompetnya dan memasukkannya ke dalam kotak ada di depan mereka.

Wanita itu tetap tidak mengadakan wajahnya ke  Encik Razak. Satu tangan ia gunakan untuk menggendong anaknya, satu tangannya lagi ia gunakan untuk memegang kakinya Encik Razak. Encik Razak mengangkat tangan wanita tersebut dan berkata “berikanlah makanan makanan yang enak kepada anakmu.”

Lalu ia meninggalkan tempat tersebut.

Rahim berkata kepada ayahnya, “Ayah kamu pasti sudah tertipu. Malam ini ia kan pulang dan berlibur-berlibur bersama dengan teman-temannya, sambil mengatakan ‘kita sudah untung 10,000 ringgit’.” Encik Razak mengatakan kepada anaknya kalau ibu tersebut terlihat tidak terlihat seperti penipu.

Sesampainya di kampung, selama 5 hari mereka hidup sangat sederhana setiap hari hanya makan sayur asin dan roti tawar. Pada hari yang keenam saat mereka kembali ke stasiun kereta api dan akan pulang, mereka melihat ibu yang sama sedang menggendong seorang anak perempuan yang berbeda.

Rahim langsung berkata kepada ayahnya, “lihatkan! Apa yang aku bilang! Wanita ini tidak saja seorang penipu, dia juga seorang pedagang manusia.”.  Rahim langsung mengeluarkan HP nya hendak melaporkan pada polisi. Namun Encik Razak menahan tangannya dan berkata kepada anaknya, kita tunggu sampai malam, lalu kita ikuti mereka saat mereka pulang.

Saat hari Mulai gelap wanita ini bersiap-siap untuk pulang. Encik Razak dan anaknya mengikutinya dari belakang. Wanita ini sampai ke sebuah rumah yang sangat sederhana, dan terlihat seperti sebuah Panti Asuhan tua.

Ternyata setelah melihat kedalam, Encik Razak dan Rahim tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat. Ada sekitar 6 sampai 7 anak kecil penyandang cacat yang berada di sana. Wanita ini dengan senyuman membantu anak-anak tersebut.

Membantu anak-anak yang tidak bisa bangun dari kasurnya untuk buang air besar, melap badan mereka dan menggantikan popok. Sungguh sebuah muka yang penuh suka cita, sama sekali berbeda dengan apa yang ia kerjakan di siang hari. Mata Encik Razak mulai meneteskan air mata, melihat Putra disampingnya Rahim pun yang diam diam melap air matanya.

Mereka pun keluar dari tempat tersebut dan memilih untuk menginap di daerah tersebut satu malam lagi. Esok harinya mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut.

Setelah hari mulai gelap, wanita yang menggendong anaknya tersebut kembali ke panti asuhan. Ia melihat ada sebuah koper yang besar, dan tertempel sebuah surat diatasnya. Anak yang paling besar di Panti Asuhan tersebut mengatakan bahwa siang tadi ada dua orang yang datang kemari dan mengatakan bahwa koper ini untuk Mama.

Mereka berpesan agar Mama sendiri yang membukanya saat pulang. Diatas suratnya tertulis ‘untuk mama yang baik hati’, membaca surat ini ia pun menangis.

Wanita ini bernama Hasmah, ia menikah 5 tahun lalu dan mengadopsi seorang anak cacat. Suaminya tidak tahan dan menceraikannya. Setelah itu ia terus menurus mengadopsi 6 sampai 7 anak anak cacat yang tidak diterima oleh orang tuanya, namun karena beban yang terlalu besar yang harus ditanggung, pada saat siang hari ia hanya bisa pergi ke stasiun kereta api untuk menjadi pengemis.

Saat malam ia pulang untuk menjaga anak-anaknya. Hasmah melakukan hal ini sudah hampir 5 tahun. Saat mebuka isi kopernya, ia mendapati ada uang 8000 ringgit, ia meluk semua anak anaknya sambil menangis.

Rahim pulang ke rumahnya, ia putus kontak dengan teman-teman peberliburnya, dann dengan serius membantu ayahnya menjalankan perusahaan. Ia juga sering mengikuti kegiatan kegiatan Amal.

Sumber: BH



from Kaki Trending http://ift.tt/2g2nFON

Post a Comment

0 Comments

Featured Post