[VIDEO] Sungguh Menyayat Hati! Semasa Umur 11 Tahun Ibunya Meninggalkannya Dan Ketiga Adiknya. Namun Semasa Polis Datang Ke Rumahnya, Semua Tidak Percaya Apa Yang Mereka Lihat

 

Membangun sebuah keluarga merupakan sebuah hal yang harus disikapi dengan rasa tanggung jawab dan terkadang banyak orang dewasa yang malah kewalahan dalam menjaga keutuhan keluarganya.

Mungkin dari artikel ini, kita dapat belajar sesuatu dari apa yang dilakukan oleh seorang anak berumur 11 tahun yang telah ditinggal oleh orang tuanya.

Juan Pablo dan ketiga adiknya tidak pernah tahu siapa sebenarnya ayahnya yang keberadaannya tidak pernah ada di sisi mereka. Dan tidak hanya itu saja, suatu hari mereka harus kehilangan ibunya yang tidak tahu pergi ke mana. Di hari itu mereka menunggu ibunya di depan pintu, namun sang ibu tidak pernah kembali lagi mencari mereka.

Coba berdiam diri sejenak dan mulai bayangkan hal ini yang harus terjadi padamu saat engkau berusia 11 tahun. Benar-benar sangat susah untuk digambarkan. Juan setiap harinya mengantarkan adik-adiknya ke sekolah setelah itu, ia akan pergi ke jalanan untuk meminta-minta makanan bagi dirinya dan adik-adiknya dari orang yang melalui jalanan itu .

Tidak hanya sampai situ, suatu hari, dia benar-benar tidak mendapatkan makanan apapun yang membuatnya memutuskan untuk mencari makanan sisa di tempat sampah.

Dia menanggung makan keluarganya, merawat dan menjaga keamanan dan kesehatan mereka yang mana dengan rasa tanggung jawab yang telah membuat hati para orang dewasa hancur melihat keadaan mereka.

Juan dan adik-adiknya menjalani keseharian yang sama sampai satu malam tetangganya mendengar suara tangisan dari rumah Juan dan mereka langsung melaporkannya ke polisi.

Saat polisi sampai di rumah Juan, mereka hampir tidak mempercayai apa yang dilihat mata mereka. Di luar dugaan, anak-anak itu hidup dengan baik dan Juan menjaga dan merawat mereka dengan begitu baik.

Tidak ada yang tahu pasti sudah berapa lama mereka hidup sendiri, namun pastinya Juan Pablo layak mendapatkan pujian atas keberaniannya dan kesetiaannya atas keluarganya.

Karena orang tua Juan tidak dapat ditemukan maka polisi membawa Juan ke panti asuhan berharap Juan bisa memiliki hidup selayaknya anak seumuran dia dan tidak akan menanggung beban yang tidak seharusnya ditanggungnya.

Hal yang dapat kita pelajari dari seorang Juan, anak 11 tahun adalah untuk mempertahankan keutuhan sebuah keluarga diperlukan kesetiaan yang luar biasa bahkan saat menghadapi masa-masa tersulit sekalipun.

Berikut adalah video dari laporan berita setempat.

Sumber: bomb01

 

 

Dipenjara Selama 15 Tahun, Isterinya Tak Pernah Berkunjung. Siapa Sangka Waktu Keluar, Pemandangan Rumahnya Membuat Dia Tak Sanggup Berkata-kata!

 

15 Tahun Lalu, Razak harus dihukum penjara kerana tidak sengaja melanggar seseorang dan akhirnya harus dihukum 15 tahun penjara. Selama 15 tahun ini, orang tuanya tidak pernah datang melihatnya, bahkan isterinya yang baru menikah setahun dengannya pun sama sekali tidak pernah berkunjung.

Razak tahu orang tuanya pasti marah besar kerana dia merusak keluarga. Sedangkan isterinya, dia begitu lama di penjara, dia rasa isterinya pasti sudah menikah lagi dengan orang lain.

Hari itu, dia berdiri di depan penjara sangat lama, baru akhirnya mengangkat tas bagnya melangkah lagi ke tempat yang sepertinya sangat dia kenal, namun juga sangat asing. Dia pulang ke rumahnya, namun siapa sangka ternyata di dalamnya bukan keluarganya. Menurut penghuni rumah itu, dia membeli rumah itu 14 tahun lalu.

Rumahnya sudah dijual, Razak hanya mampu merenung di depan pintu rumahnya dengan sangat lama. Kemana perginya kedua orang tuanya? Kemana dia harus mencari mereka?

Saat itulah ia teringat rumah tua milik orang tuanya di desa, dia merasa harusnya orang tuanya akan pulang ke sana. Akhirnya Razak pergi mencari teman lamanya untuk meminjam duit.

Siapa sangka temannya juga sudah tidak tinggal di tempat yang sama. Kerana kebingungan, akhirnya Razak hanya mampu mencari pekerjaan untuk mendapatkan duit agar mampu membeli tiket ke desa. Tapi kerana dirinya baru keluar dari penjara, tidak ada tempat yang mau memberinya pekerjaan, sampai akhirnya Razak hanya mampu menjadi buruh bangunan.

Setengah bulan kemudian, dia mendapatkan gajinya dan langsung membeli selembar tiket pulang ke desanya.

Waktu turun dari bus, dia melihat ke sekitar. Ini adalah rumah lama yang tak pernah ia datangi selama lebih dari 15 tahun. Dia kemudian perlahan melangkah sampai ke depan rumahnya, namun ia tidak berani masuk. Akhirnya ia hanya diam di depan rumah, sampai ada seorang remaja yang memperhatikan dia, kemudian bertanya siapa dia.

Razak terkejut, kemudian dia melihat anak remaja itu.. Usianya mungkin baru 14 tahun, dia menggendong tas sekolah. Setelah terdiam sejenak, ia bertanya apakah rumah ini adalah rumah bapak Sudin, ayah Razak.

Remaja tadi mengangguk, baru saja ia mau mengatakan sesuatu, tiba-tiba pintu rumah dibuka, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah, usianya kurang lebih 40 tahun. Melihat remaja tadi, dia melambaikan tangan, 「Nak, itu siapa? Mama udah bilang berapa kali jangan banyak ngomong sama orang asing..」

Razak langsung mengenali suaranya, dia berputar, ternyata isterinya berdiri di sana. Istri Razak, Hasmah sudah tidak muda seperti dulu, bahkan dari wajahnya dia kelihatan kusam dan kelelahan, rambutnya bahkan sudah beruban. Razak tidak mampu menahan dirinya, dia langsung berteriak… 「Hasmah..!」

Hasmah memandang Razak sekian lama, baru melangkah keluar dan menggenggam tangannya. Tanpa sepatah katapun, ia menangis, remaja laki-laki tadi sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.

Di sanalah Razak bertemu dengan isterinya, bahkan baru tahu kalau anak remaja itu adalah putranya. Ibu razak terbaring di atas ranjang, sudah tidak mampu melakukan apa-apa. Hidup ibunya kini bergantung pada isteri Razak, Hasmah. Hasmah yang merawat anak dan ibunya selama ini, sedangkan ayah Razak meninggal dunia tidak lama setelah Razak masuk penjara kerana kecelakaan.

Ternyata, 15 tahun ini, banyak sekali kejadian yang tidak ia ketahui. Ibunya pengsan waktu tahu Razak masuk penjara, dia koma dan tidak mampu sedar lagi, kini dia menjadi manusia yang tak mampu sadarkan diri. Demi merawat sang ibu, Hasmah menjual rumah mereka dan kembali ke desa. Sambil merawat ibu mertua, Hasmah yang sedang hamil besar juga harus bekerja.

Setelah Razak masuk penjara, Hasmah baru mengetahui kehamilannya. Siapa sangka tidak lama kemudian ayah mertuanya meninggal, sedangkan ibu mertuanya masih dirawat di rumah sakit. Dia tidak punya waktu untuk menjenguk Razak. dia sibuk merawat ibu mertuanya sampai pindah ke desa. 15 tahun berlalu, Hasmah bahkan suka merasa bersalah kerana tidak pernah menjenguk Razak.

Sejak saat itulah, setiap harinya, Razak selalu bekerja keras demi isteri, ibu dan putranya. Kini seberapa lelah pun, dia merasa amat bahagia, dia memiliki seorang isteri luar biasa yang mengorbankan masa mudanya demi keluarganya.

Anaknya hanya melihat dari samping, bahkan tak sanggup memanggilnya papa, namun Razak tidak patah semangat, ia selalu membina hubungan secara perlahan dengan putranya.

3 tahun kemudian, Razak berhasil membeli sebuah rumah yang lebih layak bagi ibu dan isterinya, dia juga berhasil menyentuh hati anaknya dengan segala perbuatannya. Saat itulah pertama kalinya putranya memanggilnya papa, itu merupakan hadiah yang sangat besar bagi Razak. Razak merasa hidupnya sekarang sangatlah bahagia, segala yang ia dapatkan sekarang, itu adalah pengorbanan sang isteri.

sumber : coco



from Kaki Trending http://ift.tt/2gFyQh8

Post a Comment

0 Comments

Featured Post