Lelaki ini dan isterinya mengalami kemalangan saat sedang menunggang motor. Mereka berdua sama-sama terpelanting, namun malangnya, sang isteri kemudian di langgar oleh kendaraan lain dari arah yang berlawanan
Dengan badan penuh luka dan langkah tertatih, lelaki ini segera menghampiri sang isteri yang telah tak sadarkan diri. Ia terus memanggil nama isterinya, namun sang isteri tetap tak kunjung sadar. Tak lama, ambulans pun tiba.
Namun ketika petugas telah berhasil mengangkat sang isteri naik ke atas mobil ambulans, lelaki ini segera berlutut di hadapan seluruh petugas dengan bersimbah air mata. Tak disangka, lelaki ini kemudian minta agar para petugas tidak menyelamatkan nyawa isterinya!
Seluruh petugas terkejut mendengar permintaan lelaki ini. Dengan suara tercekat, ia kemudian menjelaskan alasan dibalik permohonannya tersebut. Ternyata, isteri lelaki ini tengah mengidap kanser tahap akhir. Istrinya pernah berkata agar lelaki ini tidak membuang banyak wang untuk mengobati penyakitnya yang sudah tak tertolong lagi. Namun demikian, petugas medis tidak menghiraukan permohonan tersebut dan tetap melaksanakan kewajiban mereka.
Setelah menempuh operasi selama 5 jam, isteri lelaki ini pada akhirnya meninggal juga. Ketika mendengar kabar tersebut, lelaki ini tak dapat menahan emosinya. Ia menangis sejadi-jadinya, meratapi kepergian sang isteri tercinta.
Berita ini kemudian dibanjiri oleh komentar para netizen. Seorang netizen berkata,”Jika suatu hari aku terkena penyakit yang sudah tak dapat disembuhkan, aku akan mempergunakan seluruh sisa waktu dan uangku untuk pergi travel ke berbagai negara.
Aku tak mau keluargaku menghabiskan wang dan tenaga untuk suatu hal yang sia-sia. Daripada hidup menderita, lebih baik aku menutup mata dengan bahagia.”;
Netizen lain berkata,”Ibuku juga mengidap kanser tahap akhir. Beberapa waktu ini aku terus menemani di sampingnya dan memberinya semangat. Aku mau menemani selama aku bisa karena aku tahu, waktunya sudah tak lama lagi…”;
Ada juga netizen yang berkata,”Mertuaku divonis mengidap kanser tahap awal. Ia kemudian menjalani operasi, namun tak disangka hasilnya tidak baik, sehingga ia harus menjalani operasi kedua. Setelah operasi kedua, mertuaku terus menerus koma hingga akhirnya meninggal beberapa bulan lalu. Kami telah menghabiskan biaya sebesar lebih dari 20 ribu, namun nyawa mertuaku tetap tak dapat tertolong…”
Ye, bagaimana pula pendapat anda?
Sumber: BH
Dipenjara Selama 15 Tahun, Isterinya Tak Pernah Berkunjung. Siapa Sangka Waktu Keluar, Pemandangan Rumahnya Membuat Dia Tak Sanggup Berkata-kata!
15 Tahun Lalu, Razak harus dihukum penjara kerana tidak sengaja melanggar seseorang dan akhirnya harus dihukum 15 tahun penjara. Selama 15 tahun ini, orang tuanya tidak pernah datang melihatnya, bahkan isterinya yang baru menikah setahun dengannya pun sama sekali tidak pernah berkunjung.
Razak tahu orang tuanya pasti marah besar kerana dia merusak keluarga. Sedangkan isterinya, dia begitu lama di penjara, dia rasa isterinya pasti sudah menikah lagi dengan orang lain.
Hari itu, dia berdiri di depan penjara sangat lama, baru akhirnya mengangkat tas bagnya melangkah lagi ke tempat yang sepertinya sangat dia kenal, namun juga sangat asing. Dia pulang ke rumahnya, namun siapa sangka ternyata di dalamnya bukan keluarganya. Menurut penghuni rumah itu, dia membeli rumah itu 14 tahun lalu.
Rumahnya sudah dijual, Razak hanya mampu merenung di depan pintu rumahnya dengan sangat lama. Kemana perginya kedua orang tuanya? Kemana dia harus mencari mereka?
Saat itulah ia teringat rumah tua milik orang tuanya di desa, dia merasa harusnya orang tuanya akan pulang ke sana. Akhirnya Razak pergi mencari teman lamanya untuk meminjam duit.
Siapa sangka temannya juga sudah tidak tinggal di tempat yang sama. Kerana kebingungan, akhirnya Razak hanya mampu mencari pekerjaan untuk mendapatkan duit agar mampu membeli tiket ke desa. Tapi kerana dirinya baru keluar dari penjara, tidak ada tempat yang mau memberinya pekerjaan, sampai akhirnya Razak hanya mampu menjadi buruh bangunan.
Setengah bulan kemudian, dia mendapatkan gajinya dan langsung membeli selembar tiket pulang ke desanya.
Waktu turun dari bus, dia melihat ke sekitar. Ini adalah rumah lama yang tak pernah ia datangi selama lebih dari 15 tahun. Dia kemudian perlahan melangkah sampai ke depan rumahnya, namun ia tidak berani masuk. Akhirnya ia hanya diam di depan rumah, sampai ada seorang remaja yang memperhatikan dia, kemudian bertanya siapa dia.
Razak terkejut, kemudian dia melihat anak remaja itu.. Usianya mungkin baru 14 tahun, dia menggendong tas sekolah. Setelah terdiam sejenak, ia bertanya apakah rumah ini adalah rumah bapak Sudin, ayah Razak.
Remaja tadi mengangguk, baru saja ia mau mengatakan sesuatu, tiba-tiba pintu rumah dibuka, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah, usianya kurang lebih 40 tahun. Melihat remaja tadi, dia melambaikan tangan, 「Nak, itu siapa? Mama udah bilang berapa kali jangan banyak ngomong sama orang asing..」
Razak langsung mengenali suaranya, dia berputar, ternyata isterinya berdiri di sana. Istri Razak, Hasmah sudah tidak muda seperti dulu, bahkan dari wajahnya dia kelihatan kusam dan kelelahan, rambutnya bahkan sudah beruban. Razak tidak mampu menahan dirinya, dia langsung berteriak… 「Hasmah..!」
Hasmah memandang Razak sekian lama, baru melangkah keluar dan menggenggam tangannya. Tanpa sepatah katapun, ia menangis, remaja laki-laki tadi sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.
Di sanalah Razak bertemu dengan isterinya, bahkan baru tahu kalau anak remaja itu adalah putranya. Ibu razak terbaring di atas ranjang, sudah tidak mampu melakukan apa-apa. Hidup ibunya kini bergantung pada isteri Razak, Hasmah. Hasmah yang merawat anak dan ibunya selama ini, sedangkan ayah Razak meninggal dunia tidak lama setelah Razak masuk penjara kerana kecelakaan.
Ternyata, 15 tahun ini, banyak sekali kejadian yang tidak ia ketahui. Ibunya pengsan waktu tahu Razak masuk penjara, dia koma dan tidak mampu sedar lagi, kini dia menjadi manusia yang tak mampu sadarkan diri. Demi merawat sang ibu, Hasmah menjual rumah mereka dan kembali ke desa. Sambil merawat ibu mertua, Hasmah yang sedang hamil besar juga harus bekerja.
Setelah Razak masuk penjara, Hasmah baru mengetahui kehamilannya. Siapa sangka tidak lama kemudian ayah mertuanya meninggal, sedangkan ibu mertuanya masih dirawat di rumah sakit. Dia tidak punya waktu untuk menjenguk Razak. dia sibuk merawat ibu mertuanya sampai pindah ke desa. 15 tahun berlalu, Hasmah bahkan suka merasa bersalah kerana tidak pernah menjenguk Razak.
Sejak saat itulah, setiap harinya, Razak selalu bekerja keras demi isteri, ibu dan putranya. Kini seberapa lelah pun, dia merasa amat bahagia, dia memiliki seorang isteri luar biasa yang mengorbankan masa mudanya demi keluarganya.
Anaknya hanya melihat dari samping, bahkan tak sanggup memanggilnya papa, namun Razak tidak patah semangat, ia selalu membina hubungan secara perlahan dengan putranya.
3 tahun kemudian, Razak berhasil membeli sebuah rumah yang lebih layak bagi ibu dan isterinya, dia juga berhasil menyentuh hati anaknya dengan segala perbuatannya. Saat itulah pertama kalinya putranya memanggilnya papa, itu merupakan hadiah yang sangat besar bagi Razak. Razak merasa hidupnya sekarang sangatlah bahagia, segala yang ia dapatkan sekarang, itu adalah pengorbanan sang isteri.
sumber : coco
kredit : kisahbenar
from Kaki Trending http://ift.tt/2gEOHMJ
0 Comments